Penanganan dan Cara Mengatasi Anak Hiperaktif yang Benar dan Tepat

- 20.04.00
advertise here
Cara mengatasi anak hiperaktif sebenarnya gampang-gampang susah untuk dilakukan. Salah satu hal yang dibutuhkan untuk mengatasi anak yang satu ini adalah kesabaran yang tingg. Bagi Anda yang sedang mencari cara yang tepat dan efektif menangani anak hiperaktif, Anda bisa menyimak ulasan berikut ini.
Setiap orang tua pastinya ingin memiliki anak yang cerdas, patuh dan mudah diatur. Namun tidak semua anak bisa menjadi apa yang orang tua inginkan. Salah satu kondisi anak yang mungkin akan membuat orang tua pusing dan kebingunan adalah anak hiperaktif. Hiperaktif atau yang dikenal dengan Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) adalah suatu perilaku yang menunjukkan sikap tidak madu diam dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Sebenarnya ada beberapa hal yang menyebabkan anak hiperaktif, karena faktor genetik, faktor neurologik, faktor psikososial dan faktor kultural.
Lantas apa saja ciri-ciri anak hiperaktif? Umumnya ada tiga tanda utama anak yang menderita ADHD, yaitu tidak mau diam, tidak ada perhatian dan impulsif. Sedangkan ciri khusus anak yang hiperaktif antara lain sering menggerak-gerakkan kaki ataupun tangan ketika duduk, sulit menunggu giliran, terlalu banyak bicara, sering memotong pembicaraan, jika diajak bicara tidak memperhatikan lawan bicaranya serta tidak bisa mengikuti kegiatan dengan tenang.
Jika dibandingkan dengan kondisi anak normal lainnya, anak hiperaktif memerlukan perawatan dan perhatian yang ekstra. Lalu bagaimana cara mengatasinya? Simak ulasan berikut ini.



Inilah Cara Mengatasi Anak Hiperaktif yang Tepat dan Efektif

Pemberian Obat
Tak jarang banyak anak hiperaktif yang memerlukan obat untuk mengatasinya. Namun meskipun dianjurkan, pemberian obat untuk jangka panjang sebaiknya dipikirkan kembali dengan matang. Sebab efek samping yang ditimbulkan pun dapat mempengaruhi kesehatan. Efek samping yang sering dialami oleh anak hiperaktif antara lain tidak nafsu makan, tidak bisa tidur, mudah tersinggung dan juga beberapa anak yang mengalami sakit perut dan sakit kepala.
Tak hanya itu saja, pemberian obat juga tidak bersifat menyembuhkan. Hanya saja, pemberian obat dapat mengontrol gejala yang sering dialami. Oleh karena itu, jika ingin memberi obat pastikan Anda berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu.
Edukasi dan Pelatihan
Selain pemberian obat, para orang tua juga harus melakukan pembelajaran dan pelatihan pada anak yang mengalami hiperaktif. Berdasarkan penelitian, otak manusia akan selalu beradaptasi dan berkembang terhadap rangsangan yang diberikan sepanjang hidupnya. Seperti yang kita ketahui salah satu ciri anak ADHD adalah pikiran yang selalu mengembara. Jika dianalogikan, anak ADHD sama seperti kuda liar yang belum dijinakkan.
Sehingga pelatihan edukasi yang tepat adalah pelatihan yang melatih konsentrasi dan perhatian anak. Hal ini bertujuan agar perhatian dan konsentrasi anak selalu terpusat dan terkontrol. Dengan perhatian yang terpusat, perilaku anak hiperaktif tentu saja dapat terkontrol dengan baik.
Konseling Pada Anak
Penanganan  dan cara mengatasi anak hiperaktif selanjutnya adalah dengan cara bimbingan konseling. Tak hanya di sekolah, konseling utama harus diberikan kepada orang tua dan anggota keluarga lainnya. Para orang tua dan anggota keluarga harus menemukan cara yang tepat untuk menangani perilaku yang menganggu dan bagaimana cara mengubah perilaku tersebut. Bimbingan ini tentu saja dapat membuat anak hiperaktif lebih mudah mengembangkan potensi positif yang ia miliki.
Tahukah Anda bahwa ADHD memiliki peranan yang sangat besar dalam pembentukan kepribadian seseorang? Sehingga peranan orang tua, anggota keluarga dan guru sangat dibutuhkan. Jika tidak ditangani dengan baik ADHD sangat erat kaitannya dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang, kecelakan lalu lintas, perceraian dan kriminalitas.
Tanyakan Pada Anak
Cara berikutnya adalah dengan cara menanyakan pada anak secara langsung. Ketika Anda melihat anak merusak mainnya, mencoret-coret serta berbuat onar tanayakan baik-baik kepadanya apa alasan ia melakukan hal tersebut. Katakan padanya bahwa hal tersebut tidak sepantasnya untuk dilakukan.
Namun pastikan Anda tidak larut dalam emosi kemarahan anak dan tidak berbicara kasar dengan suara yang keras. Karena hal ini justru dapat memicu  emosi anak dan pola pikirnya. Selain itu, Anda juga bisa membuat kesepakatan dengan anak jika ia melakukan kesalahan ia harus mendapatkan konsekuensinya.
Luangkan Waktu Bersama Anak dan Keluarga
Hal ini merupakan hal yang harus dilakukan. Setidaknya seminggu sekali ajaklah anak dan keluarga berlibur ataupun pergi jalan-jalan atau Anda juga bisa bermain di rumah bersama. Hal ini bertujuan agar anak merasa dirinya diperhatikan dan mendapatkan kasih sayang dari keluarganya.
Libatkan Anak pada Aktivitas
Melibatkan anak pada aktivitas setelah sekolah juga sangat berguna untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasinya. Pastikan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan minat dan bakat anak. Beberapa kegiatan yang dapat dijadikan referensi antara lain les musik, les renang, seni bela diri dan lainnya.
Advertisement advertise here


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search